Siapa yang tak kenal dengan sosok Gus Dur, jangankan di Indonesia namanya pun sudah sangat mendunia dan disegani. Tapi ini bukanlah Gus Dur yang kebanyakan orang pikirkan. Gus Dur yang satu ini adalah seorang aktivis asal Kota Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang mempunyai nama asli Syachrani yang kemudian berganti nama dengan Salman Alfarisi.
Salman Alfarisi namanya sempat melambung setelah mengungkap aktivitas pertabangan Batubara illegal di dekat Cagar Budaya Benteng Madang Padang Batung yang diekposenya di beberapa media online ternama di Kalimantan Selatan, sehingga membuat jajaran Polres Hulu Sungai Selatan kebakaran jenggot, bahkan para anggota dewan DPRD Kab. Hulu Sungai Selatan pun turun langsung meninjau ke lokasi.
Sebelumnya juga pernah mengungkap kasus pemerasan dan penyalahgunaan oknum jaksa di Kejaksaan Negeri Kandangan, bahkan sempat menggelar aksi demo di depan Kantor Kejaksaan Negeri Kandangan dengan bendera LSM Masyarakat Bela Banua yang dipimpinnya. Akibatnya dua oknum jaksa tersebut dikenakan sanksi dan dimutasikan ke luar daerah.
Gus Dur yang juga merupakan masih keturunan dari Ibnu Hajar pejuang dari Kota Dodol yang pada akhirnya dituding sebagai pemberontak dan ditangkap oleh pemerintah namun sampai saat ini tidak jelas keberadaannya, apakah masih hidup atau sudah meninggal pun tidak diketahui di mana makamnya. Rupanya darah pejuang dari datunya tersebut mengalir pada diri Gus Dur yang membuatnya berani mengungkap segala ketidakberesan yang ada di sekitarnya, mulai dari dugaan penyalahgunaan wewenang aparat penegak hukum, korupsi dari proyek-proyek pembangunan yang berjalan dan aktivitas pertambangan illegal di wilayahnya. Keberaniannya tersebut tidak lain hanya ingin menegakkan kebenaran dan keadilan, serta program-program pembangunan di daerahnya tepat sasaran dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Kab. Hulu Sungai Selatan.
Proyek pembangunan Bendung dan Irigasi Amandit juga tidak lepas dari pemantauannya, begitu juga pembangunan Islamic Center yang belum lama selesai dan diresmikan.
Dalam dunia perpolitikan, Gus Dur juga sempat menjadi tim sukses yang berhasil mengangkat Muhammad Safi’i menjadi Bupati Kab. Hulu Sungai Selatan dua periode. Namun saat ini Gus Dur lebih aktif pada satu organisasi KIN-RI (Komite Investigasi Negara Republik Indonesia) sebagai koordinator dan pelaskana di wilayah Kab. Hulu Sungai Selatan, dengan tugas melakukan investigasi terhadap jalannya program-program pembangunan guna mencegah terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan, serta antisipasi segala ancaman dan gangguan terhadap pembangunan yang berjalan.
Pada tahun politik saat ini menghadapi Pilkada 2024, Gus Dur juga berkomitmen melakukan pengawasan secara independent agar Pilkada 2024 khususnya di Kab. Hulu Sungai Selatan dapat berjalan dengan baik, lancar, aman dan damai, serta terjaminnya keamanan masyarakat yang mengunakan hak pilihnya. Himbauan dan harapannya pada Pilkada 2024 ini dapat menghasilkan kepala daerah yang benar-benar amanah dan dapat melakukan pembangunan dalam mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera.